Selasa, 04 Februari 2014

Pro Kloning dalam Segi Teknologi




Dewasa ini, perkembangan teknologi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Seperti yang telah kita ketahui, teknologi diciptakan demi kemudahan aktivitas manusia. Oleh karena itu banyak para ahli berlomba-lomba menciptakan teknologi baru demi tercapainya kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.
Salah satu contoh teknologi yang sedang marak diperbincangkan adalah teknologi kloning. Hal ini berawal dari percobaan pada hewan domba yang mengalami keberhasilan dan diberi nama domba Dolly. Ian Wilmut, Keith Campbell dan tim di Roslin Institute-Skotlandia berhasil mengkloning Domba Dolly pada tahun 1996. Domba betina ini dikloning dengan teknik kloning transfer inti sel somatik (sel tubuh). DNA Dolly berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya yang kemudian difusikan dengan sel ‘mammary’ (sel kelenjar susu). Sel yang telah bergabung berkembang menjadi embrio yang kemudian ditanamkan pada biri-biri pengganti .Sebelumnya manusia telah berhasil mengkloning kecebong (1952), ikan (1963), dan tikus (1986).
Sejak keberhasilan kloning Domba 1996, muncullah hasil kloning lain pada Monyet (2000), lembu “Gaur” (2001), sapi (2001),  kucing (2001) dan dikomersialkan pada 2004, kuda (2003), anjing, serigala dan kerbau. Selain itu, beberapa lembaga riset telah berhasil mengkloning bagian tubuh manusia seperti tangan.  Kloning bagian tubuh manusia dilakukan untuk kebutuhan medis, seperti tangan yang hilang karena kecelakaan dapat dikloning baru, begitu juga jika terjadi ginjal yang rusak (gagal ginjal).
Amerika, sebagai pusat perkembangan teknologi telah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk mendukung para ilmuwannya melakukan riset yang lebih terhadap teknologi canggih ini. Mereka berharap dengan dikembangkannya teknologi ini, dapat berguna bagi kesejahteraan manusia di masa yang akan datang.
Ilmuwan-ilmuwan amerika pun terus melakukan percobaan kloning ini agar dapat diterapkan pada manusia tanpa menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan tubuh maupun gangguan bagi sistem dan fungsi organ tubuhnya.   Usaha ilmuwan-ilmuwan tersebut membuahkan hasil pada tahun 2004 dimana manusia kloning berhasil dilahirkan. Manusia kloning pertama di dunia bernama Eve, bayi perempuan itu kini berusia 8 tahun. Sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama. Kelahiran Eve merupakan sebuah kejutan.
Pada perkembangannya, masyarakat barat cenderung mendukung penerapan teknologi ini bagi kehidupan manusia. Mereka menganggap teknologi kloning ini akan membawa dampak positif jika diterapkan pada kehidupan manusia. Teknologi kloning ini sangat didukung terutama oleh masyarakat yang sangat sibuk atau tidak bisa melanjutkan pekerjaannya karena alasan tertentu seperti kecelakaan.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa penelitian kloning pada manusia sebenarnya memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Ada banyak dampak positif yang dapat dihasilkan dari perkembangan teknologi kloning. Teknik kloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan pengobatan. Keuntungan-keuntungan tersebut diharapkan dapat berkembang dan bertambah seiring semakin majunya teknologi kloning. Karena itulah banyak pihak yang mendukung pengembangan teknologi kloning tersebut.
Human Cloning tak hanya memiliki banyak keuntungan bagi umat manusia, namun juga memiliki banyak kerugian yang tersembunyi di dalamnya. Kita bisa meninjau efek negatif dari Human Cloning dari beberapa aspek,seperti aspek etika dan moral, agama, kesehatan, dan lain-lain.
Secara etika, moral dan keagamaan, adalah tidak wajar kalau seseorang dijadikan “fotokopi” atau di-”fotokopi”. Setiap pribadi manusia memiliki hak atas originalitasnya. Dengan kloning, tak mungkin seseorang menjadi original,karena akan ada dua individu yang “sama” namun sebenarnya berbeda. Manusia berhak menjadi makhluk hidup secara penuh. Kloning pada dasarnya merupakan instrumentalisasi yang berarti manusia dijadikan objek penelitian atau diperalat. Martabatnya sebagai manusia dilecehkan, karena manusia tak hanya dijadikan dengan gen, walaupun peranan gen memang besar, namun juga peran suasana, pendidikan, dan waktu akan ikut membentuk kepribadian seseorang yang spesial dimana tidak akan ada yang benar-benar identik. Peran seorang ibu di waktu hamil pun dapat menentukan sikap seorang anak. Sedangkan dalam proses kloning, manusia tidak menjadi tujuan, melainkan sebagai sarana uji coba laboratorium demi menemukan sesuatu yang baru. Kloning manusia pada hakikatnva melecehkan manusia itu sendiri dan akan memiliki sangat banyak dampak buruk.
Campuran gen lelaki dan perempuan tidak ditemukan dalam proses kloning. Kloning berarti melawan secara fundamental persatuan antara pria dan wanita. Selain itu, akan ada bahaya bahwa kloning manusia dipakai sebagai usaha untuk mencegah terjadinya kematian, atau bahkan untuk mengembalikan seseorang yang terkenal dalam sejarah. Dengan demikian, seorang individu akan terus menerus berlanjut hidup dan akan sangat dimungkinkan adanya “keabadian” bahkan “kebangkitan” dengan menggunakan teknologi kloning, dimana hal tersebut tentu sangat bertentangan dengan ajaran agama yang menitikberatkan pada penghargaan hidup manusia, di mana agama sebagai pedoman moral bagi orang awam menekankan bahwa hak penciptaan kehidupan adalah milik makhluk yang derajatnya lebih tinggi dari manusia. Bila dilihat dari aspek kesehatan, sampai saat ini kloning masih sangat tidak aman, bisa dilihat contohnya yaitu domba dolly yang ternyata memiliki sistem imunitas yang kurang baik, dan juga sebelum sampai pada kloning yang baik, proses tersebut mengalami sangat banyak kegagalan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar